[Part 2] My Self-healing Journey: Mindfulness

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisanku sebelumnya tentang proses self-healing yang kulakukan. Di tulisan tersebut, aku membahas tentang beberapa hal yang kulakukan untuk self-healing dan salah satu di antaranya adalah meditasi. Ada banyak jenis meditasi, tapi yang paling sederhana dan efektif, terutama bagi praktisi pemula adalah meditasi mindfulness. Di sinilah aku mulai mengenal mindfulness sebagai sebuah konsep dan aku tak menyangka bahwa mempraktekkan mindfulness ternyata bisa  sangat penting bagiku dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan dapat sangat membantu untuk mengurangi anxiety serta gangguan kesehatan mental lainnya seperti trauma dan depresi.

Continue reading “[Part 2] My Self-healing Journey: Mindfulness”

[Part 1]: My Self-healing Journey

Beberapa tahun terakhir ini aku cukup sering mengalami gejolak emosi, baik yang sumbernya murni dari diriku sendiri (misalnya diam-diam overthink masa lalu atau masa depanku) atau yang berasal dari faktor eksternal, seperti kejadian-kejadian yang kualami, perkataan orang lain, dan dari tuntutan studi serta pekerjaan. Aku menyadari bahwa sifatku sendiri turut berkontribusi dalam hal ini: aku orang yang lebih banyak berpikir ketimbang bicara atau bertindak. Aku juga punya kecenderungan menetapkan ‘standar-standar’ ideal atas hal-hal dalam hidupku, sehingga ketika ‘standar’ itu tidak tercapai, aku overthink dan kadang cemas berlebihan, berusaha mencari apa/siapa yang salah, mengapa harus begini, mengapa harus begitu. Jadi, ketika orang-orang bisa fokus untuk bersenang-senang, bekerja, dan melakukan kegiatan lainnya tanpa rasa khawatir apapun, seringnya aku justru fokus untuk merasa khawatir dan akhirnya overthinking sampai kadang aku kelelahan sendiri karena tak dapat kuhentikan.

Continue reading “[Part 1]: My Self-healing Journey”