10 Movies: Film-film Terpenting dalam Hidupku

Aku cinta film. Menonton film adalah kegiatan yang paling konsisten kulakukan sejak kecil hingga sekarang. Aku berani bilang bahwa aku sudah menonton hampir semua jenis film. Karena aku menonton film sepanjang hidupku, jenis-jenis film yang dominan di tiap tahapan dalam hidupku (masa kanak-kanak, masa SMP, SMA, kuliah, hingga sekarang sudah bekerja) pun berubah-ubah. Seolah-olah film-film yang kutonton ikut tumbuh dan berevolusi seiring dengan pertumbuhanku juga.

Kali ini aku memutuskan untuk membuat seri tulisan tentang film, sebagai salah satu hal yang paling kucintai dalam hidupku. 😀 Aku masih ingin membicarakan film secara

general saja, bukan ingin mengupas dalam-dalam seperti reviewer-reviewer film yang kritis itu. Jadi untuk saat ini kubuat saja daftar-daftar film (10 film tiap tulisan), dengan sedikit pembahasan saja mengenai tiap filmnya.

Untuk tulisan pertama di seri ini, aku akan menuliskan 10 film yang kuanggap ‘penting’ dalam hidupku. Mengapa penting? Karena ketika aku selesai menonton film-film ini, entah aku belajar sesuatu dalam hidup, cara pandangku mengenai film berubah, aku tertegun sampai perlu berpikir sejenak ketika filmnya selesai, atau filmnya meninggalkan bekas tertentu saja di dalam diriku yang tak bisa kudeskripsikan dengan kata-kata. Daftar film ini bukan daftar khusus genre tertentu sehingga berbagai genre film akan bercampur di sini. Berikut film-filmnya, semoga bisa menjadi rekomendasi bagi kalian yang sedang mencari ide tontonan baru!

Pulp Fiction

pulp-fiction-today-main-1-180322_e2de3482d1f30a86556b27fd76552487.fit-760w

 

Pulp Fiction adalah film Quentin Tarantino pertama yang kutonton. Di film inilah aku pertama kali mengenal plot acak khas Tarantino dan adegan-adegan sadis yang wajib ada dalam setiap filmnya. Dan… sejak itu aku jatuh cinta dengan style film Tarantino dan terus ketagihan menonton film-filmnya yang lain. Pulp Fiction masih yang menjadi favoritku karena aku suka jalan cerita dan karakter-karakternya. Sejak menonton film ini, Tarantino fix menjadi salah satu filmmaker favoritku. Bagiku, film-filmnya tidak perlu dikelompokkan dalam genre tertentu, film-film Tarantino adalah genre tersendiri.

 

Lost in Translation

lostintranslation

Bagiku, film ini masuk dalam kategori “membekas namun susah dideskripsikan dengan kata-kata.” Ceritanya sebenarnya sangat sederhana, tidak sampai bikin mikir banget, tapi akting para pemainnya, penyutradaraan, art-directing, dan penulisan naskahnya membuat film ini terasa intens bagiku. Film ini adalah salah satu film ‘aesthetic’ pertama yang kutonton dan juga film pertama yang membuatku jatuh cinta dengan tipe-tipe film sejenis.

 

Get Out

getout

Get Out adalah film thriller favoritku sejauh ini dan menurutku salah satu film yang plotnya paling tidak tertebak dari semua film yang pernah kutonton. Sebenarnya aku sama sukanya dengan Us, tapi film inilah yang mengenalkanku pada style film Jordan Peele, yang masih tergolong baru punya nama dalam dunia layar lebar Hollywood. Yes, Peele berhasil membuatku hands down dengan penyutradaraan dan penulisan naskahnya. Seperti film-film Quentin Tarantino, aku siap mendedikasikan hidupku untuk menonton semua film yang dibikin oleh Peele nantinya.

 

Oldboy

11_7_Old_Boy_big_1000_420_90_c1

Oldboy adalah salah satu film Korea Selatan plus film mindfuck terbaik yang pernah kutonton- maaf, malahan salah satu film terbaik yang pernah ada dalam sejarah! Aku jarang sekali merasa terkesan setelah menonton film dan ingin memberi tepuk tangan untuk para filmmaker yang membuatnya, tapi film ini membuatku merasa seperti itu. Akting pemain kualitas tinggi, semua adegannya eksplisit, ending yang mindblowing, nyesek, sekaligus menjijikkan! Kurang apa lagi coba?

 

Carol

rooney_mara_hands-xlarge

Kalau soal jalan cerita, sebenarnya Carol termasuk yang biasa-biasa saja. Tapi ini adalah film tentang hubungan asmara lesbian pertama yang kutonton, dengan adegan seks yang eksplisit juga, sehingga film inilah yang membuatku pertama kali melihat jelas seperti apa hubungan sesama jenis antar wanita itu. Berbicara tentang film gay, sebenarnya aku sudah pernah menonton Brokeback Mountain sebelum menonton Carol, tapi entah kenapa menurutku Carol lebih intens. Mungkin karena editing, dialog-dialog, serta karakterisasinya yang keren. Karakter Therese (Rooney Mara) dibikin begitu rapuh dan dimainkan dengan baik sekali oleh Rooney Mara, sehingga menambah kedalaman tersendiri di filmnya.

 

The Shawshank Redemption

shawshank-redemtpion-

Film ini adalah salah satu film drama kemanusiaan terbaik yang pernah kutonton. Ceritanya tentang seseorang yang dihukum penjara atas pembunuhan yang tidak dia lakukan. Film ini juga menggambarkan dengan baik dampak dari hukuman penjara terhadap kehidupan seseorang. Aku pertama kali menonton film ini di masa kuliah dan sejak itu aku jadi menggandrungi film-film kemanusiaan ala Oscar seperti ini. Terlebih lagi waktu itu aku adalah mahasiswa hukum sehingga film ini mungkin juga memberikan pelajaran tentang sisi-sisi kemanusiaan dari hukum.

 

Fight Club

fight-club-movie-review-image-header

Fight Club adalah film mindfuck pertama yang kutonton. Karena waktu itu aku belum pernah sama sekali menonton jenis film seperti ini, aku sangat terkesan dengan ‘tipuan’ yang diberikan di jalan ceritanya. Aku juga suka sekali dengan akting dan narasi dari Edward Norton. Menurutku dia adalah salah satu aktor Hollywood yang cukup underrated. Di film ini, ia berhasil menampilkan karakter tokoh yang sebenarnya super kacau, tapi tidak terlihat kacau(?). Ditambah lagi, aktor utama lainnya adalah Brad Pitt dan Helena Bonham Carter, membuat film ini menjadi salah satu film yang tidak boleh dilewatkan.

 

Miracle in Cell No. 7

miracleincellno7-00134

Film ini adalah film dengan jalan cerita yang tidak wow-wow amat sebenarnya. Akan tetapi, reputasinya sebagai ‘pemeras air mata’ benar-benar tidak boleh diragukan. Film ini adalah film pertama yang membuatku berurai air mata. Yap, aku menangis sampai mataku bengkak karena film ini. Ceritanya tentang seorang ayah dengan disabilitas mental yang dituduh melakukan pembunuhan dan kekerasan seksual terhadap seorang anak perempuan, sehingga ia harus mendekam di penjara, padahal ia tak melakukannya. Ia sendiri adalah orang tua tunggal yang punya anak perempuan yang masih kecil. Di film ini pun tampak keahlian khas dari film-film Korea Selatan: adegan-adegan di awal sampai tengah dibikin hangat dan manis, tahu-tahu di akhir film dada terasa sesak dan wajah tidak berbentuk karena mata yang tak keruan bengkaknya. Bagi yang sedang ingin berurai air mata sekaligus belum familiar dengan film Korea Selatan, film ini sangat recommended.

 

The Act of Killing

4751108-3x2-940x627

Aku jarang menonton film dokumenter (karena biasanya cepat bosan :D), tapi film ini lebih dari sekedar film dokumenter biasa bagiku. Film ini bercerita tentang orang-orang yang memiliki terlibat dalam pembunuhan massal di Indonesia tahun 1965. Ini adalah film dokumenter pertama yang kutonton dengan serius, tak terpotong dari awal sampai akhir. Film ini juga penting bagiku karena kisah-kisah yang ditampilkan adalah sejarah tentang negeriku sendiri, namun bukan dari sisi patriotis dan mengharukannya, tapi dari sisi mengerikan, pedih, memalukan, dan menyesakkannya. Pedih dan mengerikannya kisah film ini bahkan mengalahkan banyak film drama, meski tanpa ada sedikitpun akting di dalamnya.

 

Perfume: The Story of a Murderer

 

PERFUME tube_2

Film ini bercerita tentang seorang laki-laki yang memiliki bakat luar biasa dalam mengenali berbagai bau-bauan, sehingga ia kemudian bekerja sebagai pembuat parfum. Tapi setelah bertemu dengan beberapa wanita, dia mendapat ‘inspirasi’ untuk mengembangkan lagi wangi parfum-parfumnya, dengan cara yang tak terduga. Ini adalah film pertama yang bisa kudeskripsikan dengan kata ‘bizarre’. Film ini juga termasuk salah satu film eksplisit pertama yang kutonton. Waktu menontonnya pertama kali, aku masih kelas satu SMA, sehingga mungkin masih cukup polos, ya, untuk menonton film seperti ini, sehingga pengalaman menontonnya menjadi tak terlupakan. 😀

Itulah film-film yang kuanggap ‘penting’ sepanjang pengalamanku seumur hidup menonton film. Apa film-film yang berkesan bagimu?

Author: Aulia Nabila

a student of life

Leave a comment